Selasa, 16 Juni 2015

RAIN



Perubahan yang aku harapkan tak berjalan mulus, seperti mimpi yang menggantung ditepian awan. Aku berharap semua kan berbeda, tapi tak seperti yang kubayangkan. Air mengalir ternyata tak selalu sama arahnya, saat menyentuh batu karang arahnya pun berubah.

Aku lelah sperti ini, yang kubayangkan terlalu semu tak berbentuk, bahkan bayanganku lebih nyata daripada ini. Semakin lama, semakin tak tentu arah, semakin aku mencoba, semakin menjauh semuanya. Indah ku tak seperti ini, aku berharap lebih dari ini, aku berusaha menggapai sekat kaca yang tak terlihat, walau jauh tapi tetap akan kugapai. Tapi semuanya tidaklah sama, tidak seperti bintang yang berbintik indah di awan malam. Semua seperti goresan ditubuh pohon, bergurat tak beraturan.

Aku melalui semua ini dengan biasa, jadi terbiasa dan menghasilkan yang biasa. Tapi aku mulai berusaha lebih keras, walau karang itu lebih keras.

Aku mendengar suara-suara yang dibawa angin, teduh dan berbisik. Mengatakan pesan tentang perubahan. Akan kah keharuman dari rasa yang dibawa itu kan dapat merubah semuanya, atau kah hanya melekat dalam perasaan ini saja atau bahkan hanyut mengalir kelaut. Bercampur dengan garam dilautan, dan mengeluarkan bau amis.

Tapi !!!

Harapan yang berawal dari mimpi tak mungkin sirna begitu saja. Bangun !!! Bangkit !!! , pandang lah semuanya dengan semangat. Kita takkan kalah oleh aliran, kita takkan terbawa sampai kelaut. Semua takkan berbau amis bila kita mulai siapkan payung tuk menahan derasnya air yang jatuh ke diri kita, setidaknya kita kan dapat menahan air yang akan membawa kita mengalir.

Aku akan mulai membuka mataku, seperti matahari yang mengawali hari, seperti matahari yang membuka cerah saat mendung datang. Takkan lagi tertunduk malu, aku takkan lagi tertutup kabut. Kan ku sibak keraguan ini, kenyamanan yang semu. Aku tak ingin kering, tandus, berdebu dan usang.



Seperti hujan membasahi bumi, mampu merubah segalanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar